Karya Benny Yohanes
HITAM DISUSUN BERBENTUK ”T”. MEJA YANG MELINTANG LEBIH TINGGI DARI MEJA YANG
MEMBUJUR. DI ATAS MEJA YANG MELINTANG TAMPAK BERBAGAI SATWA BUAS YANG
DIAWETKAN. MEJA YANG MEMBUJUR TERTUTUP KAIN PUTIH TRANSPARAN.
DIBELAKANG MEJA YANG MELINTANG, DENGAN KETINGGIAN MELEBIHI MEJA DI DEPANNYA,
SEBUAH BINGKAI BESI SETINGGI PINTU TERPANCANG. DI DALAM BINGKAI ITU BLACK JACK
HAMPIR MENGHABISKAN MAKAN SIANGNYA. BLACK JACK MENJILATI PINGGIRAN PIRING
ALUMINIUM DENGAN LIDAH PANJANGNYA. BLACK JACK MENGENAKAN GAUN PANJANG BERLENGAN
PANJANG, BERWARNA ABU-ABU KELAM. BIBIR DAN LIDAHNYA TAMPAK SANGAT MERAH.
SANGGUL BESAR YANG HITAM DAN ELOK MENGHIASI BELAKANGNYA.
DARI LUAR RUANGAN TERDENGAR SUARA SIRINE MOBIL PASUKAN ANTI HURU-HARA.
TERDENGAR SUARA GADUH DEMONSTRAN DARI LUAR. DITEPIS SUARA ANJING MENYALAK.
SUARA DEMONSTRAN DARI BALIK SPEAKER GENGGAM BALIK MENIMPAL.
SUARA DEMONSTRAN BERSAHUTAN:
Walikota picik. Tak punya hormat. Picik! Makam tak bisa dibongkar!!’ ngerti kau
Walikota?!’ ’Makam bukan tanah terlantar. Itu tempat ayah kami. Ibu kami.
Sodara-sodara kami. Mereka punya hak tetap di sana!’ ’Kami tolak penggusuran
makam’ ’ Kalian PKI. Walikota PKI!’ ’PKI! PKI! PKI! PKI!……’
TERDENGAR SERIAL LETUSAN SENJATA KE UDARA. SUARA TUBUH-TUBUH TIARAP DAN
TERSUNGKUR. BLACK JACK MENYALAKAN LAMPU SOROT MENGARAHKAN KE MEJA. ASAP CERUTU
DISEMBURKAN KE ATAS MEJA.
terus. Terus ! katanya rakyat menolak. Siapa bilang? Ada yang bayarin
orang-orang itu. Aku tidak akan bilang siapa. Belum saatnya. Nanti mereka
popular dong.
BLACK JACK MEMENCET TOMBOL TELEPON SAMBIL MEMBERSIHKAN SILILIT DI GIGINYA.
BICARA DENGAN ORANG DISEBERANG TELEPON
Pak Nyoto. Nanti sore tolong antar saya ke dokter hewan Taufik Ismail. Kata
dokter Taufik, ada gejala caries.
BICARA SENDIRI SAMBIL MENGGOSOK GIGINYA DENGAN UJUNG SAPU TANGAN
Caries atau Rabies ? dokter Taufik itu diagnosanya suka mencla-mencle. Begitu
itu, kalo dokter hewan terlalu rajin nulis sajak.
PEMBURU LARAS PANJANG. MEMBIDIK SASARAN KE ARAH PENONTON. PELATUK DITARIK.
TERDENGAR LETUSAN BESAR KE ARAH PENONTON. SUARA ANEKA SATWA YANG SEKARAT
TERDENGAR. BLACK JACK TERSENYUM BANGGA
Aku ini seneng plihara hewan. Bukan Cuma sekedar seneng ya. Aku ini ngrasa
senasib ama hewan hewan itu. Setiap kali aku ngelus piaraanku, rasanya kok
seperti mbaca buku sejarah.
kuburan terlantar di kota ini akan dikosongkan! Dewan sudah setuju karena
alasannya masuk akal. Pembebasan makam memang bertahap. Paling dulu makam yang
di tengah kota. Wartawan-wartawan yang ceriwis suka nyinyir bertanya: setelah
kosong rencananya di bangun apartemen?! Hemmh, wartawan sekarang kepalanya
curigaan terus. Siapa yang ngasih pelajaran budi-pekerti sama mereka sih?
YANG MEMBUJUR. TERLIHAT MINIATUR KOMPLEK BANGUNAN MEGAH BERSEGI LIMA
Ini yang saya mau bangun. Wartawan ngerumpi lagi:‘ Wah, Walikota mau bangun
sekolah intelejen di tengah kota.‘ Bukan! Bukan sekolah intelejen. Tapi memang
ada hubungannya. Di bekas makam ini akan saya bangun asrama, galeri, ruang lab,
kantor kearsipan, dan taman bermain.
Untuk siapa? Ini akan jadi Univeritas penelitian setiap jenis hewan liar di
dunia. Paling besar dan lengkap di Asia. Woow! Mulut wartawan pada melongo.
Saya tahu mereka sinis. Jangan curiga dulu, Pak Rosihan. Ini proyek non
komersial.
LAYAR VISUALISASI MENYALA. SELURUH DETIL KOMPLEK BANGUNAN TERLIHAT. BLACK JACK
MENERANGKAN DENGAN UJUNG LARAS SENAPANNYA
Bangunan pertama ini asrama. Setiap hewan liar yang sudah masuk asrama, akan
dicukur, disuntik anti-virus, divaksinasi, diransum makanan yang sesuai dengan
habitat awalnya. Detak jantungnya akan dianalisis setiap akhir pecan. Pakar
perilaku hewan dari IPB akan meruntut garis silsilah mereka, sampai Sembilan
generasi ke belakang.
SEDERET FOTO PEJABAT PUBLIK YANG TERKENAL
Team sukses saya, ketuanya Sdr. Akbar Witjaksana Ph.D, sekarang ini lagi nyusun
seri ensiklopedi satwa, lebih rinci, ilmioah dan bergambar. Alokasi dananya 40
miliar, diambil dari anggaran taktis APBD. Wartawan ribut-ribut soal dana ini.
Saya tegaskan ya, ini biaya untuk bikin ensiklopedi. Ini proyek intelektual.
Ndak ada yang murah untuk kerja ilmiah. Tak bisa diirit-irit seperti gaya hidup
mahasiswa. Apa kita ndak malu sebagai bangsa, kalo team Sdr. Akbar Cuma makan
di warteg setiap harinya, padahal bikin temuan-temuan ilmiah yang menguras
otak?
PIDATO MAHASISWA YANG BERAPI-API. LALU TERDENGAR DERU PANSER, DISUSUL KEPANIKAN
DAN LOLONGAN. BLACK JACK MENUJU KE SUDUT RUANGAN YANG BERTIANG. DIA KENCING,
DENGAN CARA MENUNGGING SAMBIL MENGANGKAT SEBUAH KAKINYA MENEMPEL KE TIANG.
SEMBARI KENCING, BLACK JACK MENGAKTIFKAN TELEPON GENGGAMNYA.
Sobron, kamu masih di lapangan? Ya, begitu. Tidak ada pembicaraan lagi. Pukul!
Bungkam! Minta bantuan Brimob. Nyoto sudah transfer dana ke rekeningnya. Kontak
Hercules juga. Suruh anak buahnya menyusup. Sobron, saya tunggu darah Cobra
itu. Bagus memang untuk Prostate. Heeh, kencing saya makin lancer. Kirim ke
kantor, jangan ke rumah dinas. Dua mahasiswa mati? Lumrah. Kamu cepat
menyingkir dari lapangan. Wartawan?! Tolak wawancara. Biar si Hercules yang
tangani. Sobron, Viagra yang kemaren palsu. Ndak ada efeknya. Siapa yang
ngedrop? Anjing..!! Si Fery itu memang maling. Suru Kapolsek tangkap dia. Ndak
ada amplop lagi. Kapolsek masih ngutang sama kita.
SUARA KENCING MENGERAS SEPERTI SEMPROTAN BRANWEER. SEJUMLAH CIPRATAN AIR JATUH
KE TEMPAT PENONTON. PENONTON MUNGKIN NGEDUMEL, ATAU PINDAH TEMPAT. BAU AMONIAK
MENYENGAT.
LAYAR VISUALISASI KINI MEMPERLIHATKAN BANGUNAN SILINDER, TANPA JENDELA, DENGAN
UJUNG MENUMPUL DAN SATU PINTU UTAMA YANG LANCIP DAN SEMPIT
Ini bangunan yang menarik. Gagasannya disumbangkan dari kantor Depnakertrans,
Pakar arsitektur bersungut, katanya bangunan ini bikin geli dan buruk
sirkulasinya. Wartawan Koran kuning bahkan lebih sinis. Katanya ini semacam
reinkarnasi Penis.
Tepat, sodara Moamar Emka. Di sini memang bakal jadi ruang Lab, untuk analisis
semua jeroan. Di sini kelamin setiap hewan akan diklasifikasi berdasarkan
bibit, bobot, dan motif evolusinya. Diteliti cara kerja dan variasidaya
penetrasinya. Lalu data iniakan di cross check menurut garis keturunan
hewan-hewan itu. Jangan keliru sodara Moamar Emka, istilah cross check bukan
monopoli dunia selebriti.
MENEKAN TOMBOL SP-PHONE
Ya, nyoto kenapa? Benar begitu? Shiit! Mobilisir satpol PP. Kontak Kapolda dan
Pangdam. Kepung, lalu usir. Cabut dan bakar semua patok-patoknya. LSM gaya apa,
begitu? Mosok rakyat dipengaruhi untuk membangun tenda di atas kuburan.
Perjuangan semprul. Kuburan itu sudah dibebaskan. Titik! Tidak ada ganti rugi,
Nyoto, Ahli waris apa? Kok tega-teganya. Mosok tulang-tulang mau dijadikan
obyek transaksi. LSM keblinger. Segera Nyoto. Laksanakan!
Edhan! Kenapa mereka terus saja ngrusui rencana-rencana Walikota. Memangnya
kuburan itu milik siapa? Logikanya apa kok kuburan minta ganti rugi. Apa
kuburan itu, tulang-tulang itu, barang dagangan? Walikota mau membangun
Universitas hewan di atas tanah tidak produktif itu. Ini kerjaan ilmiah.
Menampung banyak tenaga kerja. Merekrut banyak ahli-ahli spesialis. Bisa ngasih
makan ribuan mulut yang masih hidup. Kok dibilang kejem?
Berpikir maju, dong. Tanah itu hajat orang yang masih hidup. Yang masih perlu
ikhtiar. Yang mati sudah punya tempat leluasa di alam baka. Yang mati jangan
dipolitisir, jangan diojok-ojok supaya punya nafsu duniawi lagi. Itu rakus dan
koruptif.
Kalo pendemo-pendemo itu mau sabar, nanti mereka khan bisa melamar jadi satpam
atau cleaning service di Universitas hewan. Mereka akan dapat gaji yang sah.
Rencana simpatik begini kok dituduh PKI.
MENAMPILKAN GAMBAR-GAMBAR PERKEMBANGAN ALAT-ALAT GENITAL HEWAN, LENGKAP DENGAN
PERIODISASINYA
Tim ahli pimpinan Sdr. Akbar Witjaksana sudah mengabarkan temuan yang menarik.
Berdasarkan fakta-fakta erkeologi yang dikaji ulang dari sejumlah hewan maka
alat-alat genitalnya makin membonsai.
Tapi pengkerdilan kelamin ini berbanding lurus dengan perlonjakan nafsu
membunuhnya. Makin mini ukurannya, makin ganas dan rakuslah kelakuan
kewan-kewan itu. Studi cross check jadi sangat penting disini.
Waktu temuan ini dipublikasikan, masih saja ada wartawan yang mudheng lalu
dengan sembrono bertanya: Manfaat ilmiahnya apa cross check kelamin begituan?
Begini, ya Mas Jiwo Tejo, anda ini khan wartawan yang ngerti tradisi tho?
Ramalan perkembangan kelamin kewan yang di cross check sampai tahap-tahap
evolusi mutakhirnya, membikin kita bisa mbaca tradisi membunuh hewan-hewan dari
masa ke masa. Analisis cross check juga penting untuk mendeteksi berbagai
kelemahan genetic, penyakit bawaan dan gejala penyimpangan orientasi seksual,
yang terwariskan dari setiap periode keturunan kewan-kewan itu. Dengan begitu,
setiap aspek manipulasi dan inkonsistensi yang disembunyikan oleh sifat-sifat
kehewanan akan terbongkar dengan sendirinya. Paham mas Jiwo Tejo?!
TELEPON BERDERING. BLACK JACK TIDAK MENANGGAPI. SUARA DERING TERDENGAR DARI
BERBAGAI SUDUT, BAHKAN DARI ARAH PENONTON. BLACK JACK MENGARAHKAN SENAPAN, LALU
MENEMBAK KE LANGIT PANGGUNG. GAGANG-GAGANG TELEPON BERJATUHAN DARI LANGIT
PANGGUNG. SUARA-SUARA TERDENGAR DARI GAGANG YANG BERJUNTAL. BLACK JACK
MELETUSKAN LAGI SENAPANNYA. SUARA-SUARA REDA
Banyak yang curiga, kenapa seorang walikota antusias banget pelajari rahasia
kelakuan binatang. Di Koran, saya baca tulisan Mochtar bin Lubis. Dia bilang,
masa lalu walikota kurang sedap. Pikirannya dipengaruhi trauma masa kecil.
Kabarnya, walikota dibesarkan ibu tiri. Didik bareng hewan piaraan. Shit!!!
YANG DIAWETKAN DENGAN GAGANG SENAPANNYA. KEPALA ANJING JATUH KE LANTAI. BLACK
JACK MENANGGALKAN GAUN HITAMNYA. TERLENTANG DI LANTAI HANYA MENGENAKAN
UNDERWEAR.) MUSIC BOX BERBUNYI. (SEIRING DENGAN DENTINGAN MUSIK, DARI LANGIT
PANGGUNG PERLAHAN TURUN FIGUR-FIGUR PIPIH: SOSOK IBU, ANJING-ANJING HERDER,
PIRING ALUMINIUM, BOCAH LELAKI YANG MEMAKAI ROK, TANAMAN-TANAMAN BONSAI DAN
CERET YANG MENGEPULKAN ASAP. SELURUH BENDA-BENDA PIPIH ITU MEMBENTUK
KONFIGURASI YANG MENGEPUNG BLACK JACK.
SOSOK IBU
Aku punya masa lalu yang menyenangkan. Memang. Aku dibesarkan ibu tiri.
Wartawan tahu itu semua. Tak ada masalah hidup dengan ibu Fatmawati. Dia wanita
gesit, penuh disiplin. Ibu Fatma itu, penyayang binatang yang lembut dan
telaten. Kelebihannya yang lain, ibu penggemar fanatic pohon bonsai.
MENGELUSI MONCONG ANJING-ANJING PIPIH ITU
Di rumah kami, ibu memang pelihara empat herder. Masing-masing herder garis
keturunannya beda. Tapi mereka tetap di satu kandangkan.
SOSOK BOCAH LELAKI YANG MEMAKAI ROK
Sejak kecil, aku diwajibkan hidup membaur. Tidak pernah menolak apa yang harus
kupakai. Ibu Fatma bilang begini:‘Jack, semua yang berbeda, harus
diperlakukansama.‘ Ibu sangat teguh pertahankan prinsip itu.
DENGAN KEPALANYA
Setiap hari ibu Fatma slalu masak. Tidak pernah beli di warung, atau pesan
catering. Ibu masak tak pernah pakai bumbu. Tangannya dicelupkan ke sayuran
yang berair. Lalu masakanpun rampung.
Makanan saya dengan makanan herder-herder itu tak pernah dibedakan. Menu dan
porsinya selalu sama. Sesekali, kukira ibu keliru membagikan piring. Piring
saya diberikan pada herder, sehingga saya makan pakai piring hewan piaraan ibu.
Saya sendiri tak bisa teliti betul membedakannya, karena semua piring di rumah
kelihatannya serupa.
BLACK JACK MENJILATI PIRING DENGAN LIDAHNYA
habis, tak boleh ada sisa. Ibu Fatma menunjuk pada herdernya:’Lihat hewan-hewan
itu. Piringnya bersih. Lidahnya bisa mencuci, Jack. Mereka adalah mahkliuk yang
bisa berterima kasih pada Yang Kuasa. Tiru itu.‘
Di rumah, kami selalu kekurangan air. Akupun belajar mencuci piring dengan
lidahku, meniru herder-herder itu. Selai lagi, ibu Fatma ngasih aku
nasehat:‘Ega, dunia ini milik semua mahkluk. Kamu tak boleh membeda-bedakan
mahkluk. Setiap mahkluk dapat kesempatan dipuji, dihukum juga. Kamu tak bisa
minta pujian ibu, sebelum kamu bisa lebih baik dari piaraan ibu. Kamu dengar
Ega?! Kamu paham itu, Jack?!!!‘
LALU DIPAKAI SEBAGAI BANTAL. BLACK JACK MERINGKUK DI ANTARA TANAMAN-TANAMAN
BONSAI. SIARAN BERITA TENTANG PASUKAN BAMBU RUNCING YANG BERHASIL MENYERGAP
TANGSI BELANDA TERDENGAR DARI SEBUAH RADIO TUA
Suatu hari, waktu Belanda mendarat lagi di Surabaya, ibu pergi ke pasar.
Herder-herder kami dilepas di pekarangan belakang. Di pekarangan belakang itu,
belasan bonsai kesayangan ibu dipelihara.
Sampai tengah hari, ibu belum pulang. Biasanya kami sudah selesai makan siang
pada jam itu. Herder-herder juga biasanya sudah kenyang diransum. Tapi sampai
pukul dua, ibu belum muncul juga. Saya dengar di radio, pasukan Belanda bikin
rusuh lagi di kota. Agresi kedua. Semua herder melai menggeram-geram. Gelisah,
mendengus. Mondar-mandir, lidah menjulur, ekornya dikibas-kibas.
Menjelang senja, hewan-hewan lapar itu mulai mengendus-endus pohon bonsai ibu
dengan sungutnya. Kakinya menggaruk-garuk tanah penyangga taneman. Lalu si
Herder mulai mengunyah daun-daunnya, rantingnya. Saya coba menggebah. Tapi si
Bima, herder jantan paling bongsor, menerkam perut saya. Mencakar paha,
mengoyak dengkul saya, lalu menyalak dengan keras. Herder lain ikut memburu.
Saya lari menuju pintu belakang.
MERANGKAK MENUJU KAKI MEJA. MATANYA BASAH. TELEPON GENGGAMNYA MENYALA
Ya, Sobron. Ibu-ibu menangis di kuburan. Sudah disiram? Tetap bertahan. Ya,
sudah kuduga. Tidak, aku tidak nangis, Sobron. Mana bisa? Sobron, beli nasi
bungkus secukupnya. Kasih makan orang-orang itu. Mereka akan jadi hewan kalau
terlalu lapar.
PINTU
Aku nangis. Nahan laper. Perih di perut bekas cakar si Bima.dengkulku terus
berdarah. Di radio, aku denger suara Kris Biantoro nyanyi lagu Dhondong apa
Salak. Kemana ibu? Katanya Cuma ke pasar.
Anjing-anjing tambah ganas menggunduli daun dan makan abis pohon bonsai ibu.
Sesudah merusak, keempatnya bergolek tertib di depan kandang. Rumah gelap tanpa
penerangan.
BLACK JACK MENDEKATI POHON BONSAI. MENCOBA MENGGIT GIGIT DAUNNYA. POHON YANG
DIGIGIT ITU DI CABUTNYA, LALU DISUSUPKANNYA KE BALIK UNDERWEARNYA
Mulanya aku takut kegelapan. Tapi tidak lagi, setelah kutiru kelakuan
herder-herder itu. Aku merasa tubuhku jadi serba tajam. Ada pisau tumbuh di
dalam kepalaku.
LELAKI YANG MENGENAKAN ROK. ROK ITU DILEPAS. DARI SELANGKANGAN BOCAH ITU
MENYEMBUL PISAU BERKILAT. BLACK JACK MERENGGUT PISAU ITU, LALU MEMOTONG KEPALA
BOCAH. BLACK JACK TERTAWA
Hak… hak… hak… kini aku besar. Black Jack sudah besar, bu! Dia tidak takut
gelap, bu! Mana gelap? Kusabung kamu!!
BEBAS, DAN DENGAN GEMBIRA MENEBAS SEMUA SOSOK DI DEPANNYA DENGAN PISAU
TERHUNUS. TAK LAMA DIA RUBUH DI DEPAN MEJA YANG MEMBUJUR. TUBUHNYA MENIMPA
MINIATUR UNIVERSITAS HEWAN. MINIATUR HANCUR
Ini tidak lama. Daun tak bikin kenyang. Perutku lapar. Aku nangis lagi.
SP-PHONE
Nyoto, si Bima sudah di ransum? Kasih dobel. Ya! Dobel!
Dan Nyoto, aku akan makam malam di sini.
PENUTUP MEJA SEBAGAI MANTEL
Ibu Fatma baru datang menjelang subuh, esok harinya. Di tangan ibu, ada
selembar bendera yang dijahit tangan. Wajah ibu lusuh dan kusut. Herder-herder
menyalak. Ibu merangkuli mereka semua. Si Bima menciumi ibu.
Kasih ibu sepanjang zaman. Diantara kesal, aku gembira. Ibu akan merangkulku
juga. Saya masih nangis di kaki meja makan. Rasanya ibu belum denger tangisku. Suara
adzan subuh dari mesjid di ujung jalan. Tapi, tiba-tiba…. ibu melolong
panjang dari pekarangan belakang. Lalu saya mendengar pintu dapur dibanting
dengan hebat. Ibu merebus air. Saya memperkeras tangisan, berharap perhatian.
Adzan selesai. Lampu rumah tidak dinyalakan. Sepi sekali di rumah. Matahari
sembunyi.
PADA CERET YANG MENGEPULKAN ASAP
Akhirnya, ibu Fatmawati menghampiri saya. Menenteng air yang sudah di jerang.
Asapnya bergumpalan. Sepatah kata saja keluar dari mulut ibu:
MANDI!!!!!
MANDI!… MANDI!!!… TERDENGAR PEKAK DI SEANTERO RUANGAN. TUBUH BLACK JACK
GEMETAR, LALU DIA MELOLONG HEBAT, DI TIMPALI SUARA GONGGONGAN ANEKA ANJING YANG
MEMBURU
Aaaaaaaakkkkhhhhh……….!!!!!!!!!
LALU MEMPERLIHATKAN PUNGGUNGNYA, TAMPAK BEKAS LUKA BAKAR YANG BERAT, BLACK JACK
MENGUCAP LIRIH
Air itu… benar-benar mendidih.!!
CLOSE-UP DAGING PUNGGUNG YANG TERBAKAR. KULIT JANGAT TERKELUPAS, DAGING MENTAH
YANG MEMUTIH. ASAP MENGEPUL DARI PERMUKAANNYA. BLACK JACK MENGENAKAN KEMBALI
GAUN PANJANGNYA
Umur Black Jack baru sembilan tahun, waktu ibu Fatmawati mengguliti
punggungnya. Sejak itulah, dari siang ke malam, dari malam ke pagi, dari pagi
ke hari, dari hari ke tahun, Black Jack tidak bisa berhenti, menggambar
muka-muka anjing. Membaca kisah-kisah anjing. Bermimpi membelah kepala-kepala
anjing di kamar mandi. Umur tiga belas tahun, untuk pertama kalinya Black Jack
bermain asmara dengan seekor anjing. Umur delapan belas tahun, Black Jack sudah
terbiasa makan jeroan anjing.
BERAT. DARI BALIK BINGKAI PINTU MUNCUL NYOTO, BERSERAGAM PUTIH, KOPIAH HITAM,
KACAMATA HITAM. NYOTO MEMBAWA NAMPAN PERAK BESAR. DI ATAS NAMPAN TERHIDANG
JEROAN SEGAR, JEROAN MENTAH BERDARAH
NYOTO:
Makan malam siap, walikota.
NYOTO MENGANGGUK KHIDMAT. MENARUH NAMPAN DI MEJA, LALU MENGHILANG MENUJU GELAP.
MALAMNYA DENGAN TANGAN TELANJANG. BIBIR DAN LIDAHNYA MAKIN MERAH.
DARI LUAR RUANGAN TERDENGAR KEMBALI SUARA PARA PENDEMO
”Makam tak bisa dibongkar! Dengar kau Walikota? Dengar! Makam ini ayah kami.
Ibu kami. Makam bukan tanah terlantar. Makam itu tempat keramat. Kamu Walikota
korup. Mau membongkar makam demi uang. Pikiran najis! Walikota tak bermoral!
Korup! Walikota antek PKI‘
MALAMNYA
Aku sudah membongkar makamku. Menggali kuburan masa laluku. Aku tidak korup
sama riwayatku. Itu sebabnya aku terpilih sebagai Walikota. Darimana datangnya
korupsi? Mungkin dari punggung pemimpin yang tak kunjung sembuh. Hmm… aku tidak
tahu. Aku tidak ngerti tudingan orang-orang itu, yang kulakukan Cuma belajar
lebih menyayangi hewan-hewan. Jeroan ini sehat.
GELAP YANG MENYERGAP
0 Komentar